Pejabat negara Syria beliau Walid Muallem menyatakan bahwa Inggris Membantu White Helm Menyelundupkan Klorin ke Idlib. Pejabat tinggi menegaskan bahwa tekad Damaskus untuk membebaskan kota idlib dengan segala cara. Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem mengatakan bahwa Inggris secara khusus membantu teroris dari kelompok Depan Nusra dengan mengirimkan atau menyelundupkan tabung yang berisi senjata kimia ke beberapa daerah Idlib - dan saat ini di bawah kendali organisasi relawan White Helm. Ketika
Berita Timur Tengah Terkini didengar publik dalam sebuah wawancara hari Sabtu.
Muallem mengklaim bahwa rencana teroris adalah menggunakan tabung untuk melancarkan serangan gas terhadap warga sipil, bersamaan dengan serangan terhadap Idlib dan menyalahkan pemerintah Suriah atas kekejaman itu.
Operasi untuk membebaskan Idlib dari teroris yang menahan sekitar tiga juta orang di dalam kota yang diberi label oleh CNN sebagai penjara terbuka terbesar di dunia, dilaporkan telah berada dalam tahap perencanaan selama berbulan- bulan, menurut PressTV. Setelah pembebasan Daraa di selatan, Idlib tetap merupakan tempat terakhir para teroris berkumpul di Suriah. Kejadian yang sama yang memakai serangan kimia, sebelumnya terjadi di Douma dekat Damaskus dan Khan Shekhun dekat Idlib. Dalam kedua peristiwa tersebut, Damaskus dituduh menggunakan senjata kimia pada warga sipilnya sendiri dan dalam kedua kejadian tersebut, pemerintah Suriah secara konsisten membantah tuduhan keterlibatan dalam kejahatan perang.
Berita polemic perang diluar negeri bisa kita akses di matamatapolitik.com.
Seminggu yang lalu, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia beliau Igor Konashenkov menyatakan teroris menyelundupkan delapan tabung gas klorin ke sebuah desa di barat daya Idlib. Menurut Konashenkov, serangan kimia akan menciptakan polemik untuk intervensi Barat dalam operasi Idlib. Dalam wawancaranya, Muallem berpendapat bahwa serangan- serangan kelompok teroris seperti ini menyerupai pelayanan untuk tujuan pemerintah Barat termasuk Amerika Serikat yang mempertahankan kehadiran teroris di Suriah. Menurut Muallem ada bukti jelas bahwa Amerika Serikat terus mendukung kelompok- kelompok teror termasuk Daesh dan Front Nusra.
Pejabat Suriah berspekulasi bahwa serangan kimia dari teroris bisa memberikan dalih untuk invasi Suriah oleh koalisi pasukan pimpinan Amerika Serikat.
Menteri Luar Negeri Suriah mengatakan bagaimanapun juga bahwa Damaskus bertekad untuk membebaskan Idlib dari terorisme, bahwa koridor kemanusiaan didirikan di bandara Abu al-Duhour untuk mengevakuasi warga sipil sebelum dan selama operasi. Perkiraan jumlah militan di Idlib sangat berbeda, dari klaim PBB 10.000 hingga perhitungan yang mengklaim 70.000, menurut CNN. PBB sangat kawatir dengan warga sipil terlibat dalam serangan idlib ini yang sekitar 2,5 juta orang di wilayah perbatasan Suriah-Turki, menambah situasi pengungsi yang sudah membludak di daerah itu, menurut surat kabar Turki Hurriyet.
Berita Timur Tengah Terkini ini bisa kita dapatkan infonnya di matamatapolitik.com.
0 comments